Rabu, 28 Mei 2008

Yaizul Munika

@bOuT oUr bAtiK

Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "titik" secara harafiah juga bisa diartikan menulis, yang sebenarnya berarti sebuah karya rancang busana yang diciptakan setelah proses penenunan. Kain tradisioal ini memiliki motif khas berupa ornamen - ornemen dan isen - isen , yang dibuat dengan teknik pencapan ( resist printing). ornamen batik biasanya berupa renggaan bentuk hewan dan tumbuh - tumbuhan, sedangkan isen ditentukan oleh asal batik dan kegunaannya. pada proses pembuatan batik, bagian motif dilapisi dengan malam, untuk merintangi masuknya zat warna, sehingga tidak berwarna setelah pencelupannya. proses pembuatan batik melalui tahap : ngemplong, ngerengreng, nulis, mbatik, nyelup, nglorod atau ngerok. Berdasarkan teknik pembuatnnya dikenal empat macam batik yaitu :

  1. Batik Tulis
  2. Batik Coletan
  3. Batik Cap
  4. Batik Lukisan

Cara membedakan batik tulis dan batik printing atau cap sangat mudah. Batik tulis selalu mempunyai dua muka, jadi apabila kita membalik baju atau celana kita, bagian luar dan bagian dalam selalu memiliki warna yang sama. Sebaliknya batik printing atau cap, bagaian dalamnya selalu tidak memiliki warna setajam yang diluar, karena yang di bagian dalam ini tidak ikut diprint atau dicap.

Konon teknik membatik pertama kali ditemukan di bangsa Sumeria, kemudian mulai populer setelah dibawa para pedagang India ke Jawa, Indonesia.Pada abad ke-15 seni batik telah mulai maju dan berkembang. Ketika itu seni batik mendapat pengaruh dari Agama Budha, Hindu, dan Islam terhadap corak batik yang ada. Pada Jaman ini batik hanya dibuat di dalam lingkungan Kraton dan digemari oleh puteri Kraton. Seiring perkembangan zaman, Batik yang tadinya sangat identik dengan Feodalisme di Jawa dan hanya dikenakan oleh kalangan Bangsawan kerajaan, lambat laun mulai memasyarakat dan bahkan para pebatik-pebatik handal cenderung lahir dari keluarga biasa-biasa saja. Semakin maju zaman, teknik pembuatannya pun makin beragam, mulai dari batik tulis, batik cap, batik printing, batik sablon, atau mungkin nantinya mungkin akan ada digital printing.

Setelah beberapa waktu batik mati suri kini di tahun 2008 batik bangkit sebagai trend busana terkini. mungkin orang - orang baru menyadari bahwa salah satu kain tradisional bangsa kita ini memiliki kekuatan tersendiri. Motif - motif batik dari waktu ke waktu berkembang berbagai macam model busana becorak batik bermunculan di pasaran bak jamur di musim hujan.

Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Motif batik di Indonesia yang cukup terebar, diyakini memiliki kandungan filosofis, sesuai dengan tempat diproduksinya. Bahkan, di beberapa tempat ada cara membatik yang harus didahului dengan ritual tertentu, seperti membaca mantera atau berpuasa terlebih dulu.Batik Jawa sendiri memiliki keunikan pada isen-isen atau isi yang berupa titik, garis halus, atau ornamen lain dalam bentuk ragam hias. Desain batik jawa memiliki dua aturan dasar. Pertama berdasarkan konstruksi geometri berupa kotak-kotak, garis diagonal, atau lingkaran dengan segala pengembangan stilasi. Kedua desain nongeometri seperti tangkai, bunga, daun, kuncup (flora), dan bentuk binatang (fauna).

Dalam batik jawa, masih bisa dibedakan lagi menjadi batik yang dipengaruhi budaya kraton, dan batik yang hidup diluar pengaruh kraton.Batik Yogyakarta, memiliki tidak kurang dari 400-an motif. Ini menyesuaikan dengan banyak upacara adat dan keagamaan. Motif batik pola truntum, grompol, nagasari, gringging, ceplok, mangkara, sidoasih, sidomukti, semen rama, juga pola nitik cakar ayam yang menyimbolkan kesuburan bagi orang yang mengarungi hidup baru, banyak digunakan untuk upacara perkawinan.

Sementara motif Parang Barong, hanya dikenakan Sultan atau Raja dan seluruh leluhurnya, dikerjakan dengan sangat rumit dan ekstra hati-hati. Setiap garis yang membentuk pola ini harus ditulis dengan satu tarikan nafas agar tidak terputus, sehingga dibutuhkan pemusatan atau konsentrasi lahir dan batin. Motif ini mngandung larangan untuk dipakai orang lain, diluar keluarga Sultan. Karenanya, batik ini dinilai sangat sakral.Pada dasarnya, batik Yogyakarta dan Solo, dikenal dengan ragam motif.

Ketika feodalisme masih diterapkan, ada hierarki tertentu sehingga tak setiap motif batik bisa dipakai sembarang orang. Saat ini yang masih tersisa dari batik kraton baik Solo maupun Yogya adalah penggunaan warna putih, coklat, hitam, dan biru. Kendati demikian, sentra-setra batik di luar lingkaran kraton, misalnya pesisiran, dengan dinamika yang tak kalah kencang, membangun sendiri nilai-nilai budaya komunitasnya yang egaliter.Maka, kini ketika batik makin mendapat pengakuan dan diburu banyak kolektor, batik pesisiran juga tidak kalah memancar auranya, dibanding batik-batik produk kraton. Apalagi dengan warna-warni yang lebih kaya dan lebih funky, seperti merah, kuning, hijau, dan lain-lain.

Banyak ritual yang harus kita lakukan untuk merawat batik tulis tersebut. Berikut ini tips untuk merawat batik :

1. Cuci kain dengan shampo rambut. Larutkan shampo hingga tak ada lagi bagian yang mengental. Setelah itu kain batik dicelupkan. Anda juga bisa menggunakan sabun pencuci khusus untuk kain batik yang dijual di pasaran.

2. Jangan digosok dan jangan gunakan deterjen. Jika batik Anda tidak terlalu kotor maka Anda bisa mencucinya dengan air hangat. Tapi jika batik Anda terkena noda maka Anda bisa mencucinya cukup dengan sabun mandi saja. Akan tetapi jika nodanya masih membandel maka Anda bisa menghilangkannya dengan kulit jeruk pada bagian yang kotor saja. Janganlah mencuci kain batik dengan menggunakan mesin cuci.

3. Setelah kotoran hilang Anda harus menjemurnya di tempat yang teduh tetapi Anda tidak perlu memerasnya, biarkan saja kain tersebut mengering secara alami. Pada saat menjemur sebaiknya Anda tarik bagian tepi kain agar serat kain yang terlipat kembali seperti sediakala.

4. Hindari penyetrikaan secara langsung, jika terlalu kusut Anda bisa semprotkan air di atas kain batik Anda lalu lapisi batik Anda dengan kain lainnya. Hal ini untuk menghindari kain batik Anda terkena panas langsung dari setrikaan.

5. Bila Anda ingin memberi pewangi dan pelembut kain pada batik tulis, jangan disemprotkan langsung pada kainnya. Sebelumnya, tutupi dulu kain dengan koran, lalu semprotkan cairan pewangi dan pelembut kain. Sebaiknya Anda tidak menyemprotkan parfum atau minyak wangi langsung ke kain atau pakaian berbahan batik sutera berpewarna alami.

6. Sesudah disetrika sebaiknya Anda simpan batik Anda dalam plastik agar tidak dimakan ngengat. Sebaiknya Anda jangan memberi kapur barus karena zat padat ini terlalu keras sehingga bisa merusak kain batik Anda. Ada baiknya Anda beri merica atau lada yang dibungkus dengan tisu lalu masukkan dalam lemari pakaian Anda untuk mengusir ngengat. Atau Anda bisa menggunakan akar wangi yang sebelumnya Anda celup ke dalam air panas kemudian dijemur, lalu dicelup sekali lagi ke dalam air panas dan dijemur. Setelah akar wangi tersebut kering Anda baru bisa menggunakannya.

Tidak ada komentar: