@bOuT oUr bAtiK
Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "titik" secara harafiah juga bisa diartikan menulis, yang sebenarnya berarti sebuah karya rancang busana yang diciptakan setelah proses penenunan. Kain tradisioal ini memiliki motif khas berupa ornamen - ornemen dan isen - isen , yang dibuat dengan teknik pencapan ( resist printing). ornamen batik biasanya berupa renggaan bentuk hewan dan tumbuh - tumbuhan, sedangkan isen ditentukan oleh asal batik dan kegunaannya. pada proses pembuatan batik, bagian motif dilapisi dengan malam, untuk merintangi masuknya zat warna, sehingga tidak berwarna setelah pencelupannya. proses pembuatan batik melalui tahap : ngemplong, ngerengreng, nulis, mbatik, nyelup, nglorod atau ngerok. Berdasarkan teknik pembuatnnya dikenal empat macam batik yaitu :
- Batik Tulis
- Batik Coletan
- Batik Cap
- Batik Lukisan
Cara membedakan batik tulis dan batik printing atau cap sangat mudah. Batik tulis selalu mempunyai dua muka, jadi apabila kita membalik baju atau celana kita, bagian luar dan bagian dalam selalu memiliki warna yang sama. Sebaliknya batik printing atau cap, bagaian dalamnya selalu tidak memiliki warna setajam yang diluar, karena yang di bagian dalam ini tidak ikut diprint atau dicap.
Konon teknik membatik pertama kali ditemukan di bangsa Sumeria, kemudian mulai populer setelah dibawa para pedagang
Setelah beberapa waktu batik mati suri kini di tahun 2008 batik bangkit sebagai trend busana terkini. mungkin orang - orang baru menyadari bahwa salah satu kain tradisional bangsa kita ini memiliki kekuatan tersendiri. Motif - motif batik dari waktu ke waktu berkembang berbagai macam model busana becorak batik bermunculan di pasaran bak jamur di musim hujan.
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Motif batik di
Dalam batik jawa, masih bisa dibedakan lagi menjadi batik yang dipengaruhi budaya kraton, dan batik yang hidup diluar pengaruh kraton.Batik
Sementara motif Parang Barong, hanya dikenakan Sultan atau Raja dan seluruh leluhurnya, dikerjakan dengan sangat rumit dan ekstra hati-hati. Setiap garis yang membentuk pola ini harus ditulis dengan satu tarikan nafas agar tidak terputus, sehingga dibutuhkan pemusatan atau konsentrasi lahir dan batin. Motif ini mngandung larangan untuk dipakai orang lain, diluar keluarga Sultan. Karenanya, batik ini dinilai sangat sakral.Pada dasarnya, batik
Ketika feodalisme masih diterapkan, ada hierarki tertentu sehingga tak setiap motif batik bisa dipakai sembarang orang. Saat ini yang masih tersisa dari batik kraton baik Solo maupun Yogya adalah penggunaan warna putih, coklat, hitam, dan biru. Kendati demikian, sentra-setra batik di luar lingkaran kraton, misalnya pesisiran, dengan dinamika yang tak kalah kencang, membangun sendiri nilai-nilai budaya komunitasnya yang egaliter.Maka, kini ketika batik makin mendapat pengakuan dan diburu banyak kolektor, batik pesisiran juga tidak kalah memancar auranya, dibanding batik-batik produk kraton. Apalagi dengan warna-warni yang lebih kaya dan lebih funky, seperti merah, kuning, hijau, dan lain-lain.
Banyak ritual yang harus kita lakukan untuk merawat batik tulis tersebut. Berikut ini tips untuk merawat batik :
1. Cuci kain dengan shampo rambut. Larutkan shampo hingga tak ada lagi bagian yang mengental. Setelah itu kain batik dicelupkan. Anda juga bisa menggunakan sabun pencuci khusus untuk kain batik yang dijual di pasaran.
2. Jangan digosok dan jangan gunakan deterjen. Jika batik Anda tidak terlalu kotor maka Anda bisa mencucinya dengan air hangat. Tapi jika batik Anda terkena noda maka Anda bisa mencucinya cukup dengan sabun mandi saja. Akan tetapi jika nodanya masih membandel maka Anda bisa menghilangkannya dengan kulit jeruk pada bagian yang kotor saja. Janganlah mencuci kain batik dengan menggunakan mesin cuci.
3. Setelah kotoran hilang Anda harus menjemurnya di tempat yang teduh tetapi Anda tidak perlu memerasnya, biarkan saja kain tersebut mengering secara alami. Pada saat menjemur sebaiknya Anda tarik bagian tepi kain agar serat kain yang terlipat kembali seperti sediakala.
4. Hindari penyetrikaan secara langsung, jika terlalu kusut Anda bisa semprotkan air di atas kain batik Anda lalu lapisi batik Anda dengan kain lainnya. Hal ini untuk menghindari kain batik Anda terkena panas langsung dari setrikaan.
5. Bila Anda ingin memberi pewangi dan pelembut kain pada batik tulis, jangan disemprotkan langsung pada kainnya. Sebelumnya, tutupi dulu kain dengan koran, lalu semprotkan cairan pewangi dan pelembut kain. Sebaiknya Anda tidak menyemprotkan parfum atau minyak wangi langsung ke kain atau pakaian berbahan batik sutera berpewarna alami.
6. Sesudah disetrika sebaiknya Anda simpan batik Anda dalam plastik agar tidak dimakan ngengat. Sebaiknya Anda jangan memberi kapur barus karena zat padat ini terlalu keras sehingga bisa merusak kain batik Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar